artikel penerapan model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPA

ARTIKEL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


Disusun oleh :
Faqihatun Isma ( 1816500014)





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari alam secara sistematis (Lestari, 2012) sehingga belajar IPA tidak cukup hanya menghafal materinya saja, melainkan harus dapat memahami konsep- konsep didalamnya . Hal tersebut dapat dicapai jika pembelajaran tersebut bermakna. Menurut Ausubel (Dahar, 2006) belajar bermakna merupakan proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Belajar bermakna juga dapat disebut dengan belajar inkuiri.
Guru mata pembelajaran IPA dituntut harus mengembangkan pembelajaran yang aktif, inovatif ,kreatif dan menyenangkan pada saat mengajar. sehingga guru dapat mencapai kompetensi dasar yang sudah di tetapkan secara maksimal.
Namun pada kenyataannya mata pelajaran IPA pada sekolah menengah pertama (SMP) tingkat pencapain kompetensi dasarnya  masih rendah. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya guru SMP masih menggunakan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan faktor-faktor penyebab masalah yang terjadi. Maka, dibutuhkan suatu penerapan model belajar yang dapat meningkatkat tingkat pencapain kompetensi dasar pada mata pelajar IPA tingkat SMP. Model pembelajaran yang dapat di terapkan adalah model pembelajaran Inkuiri.

1.2 Tujuan
Apa saja Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pencapain tingkat kompetensi dasar pada mata pembelajaran IPA  sekolah menengah pertama?
bagaimana Pengertian model pembelajaran inkuiri?
Apa Tujuan  dari model pembelajaran inkuiri?
Bagaimana kelebihan dan kelemahan metode inkuiri?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan

2.1.1. Model Pembelajaran Yang Di Terapkan
Proses pembelajaran mata pelajaran IPA di sekolah menengah pertama (SMP) biasanya  masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada Metode pembelajran konvensional guru hanya memberikan suatu pengertian, perinsip dan konsep dari suatu materi. kemudian setelah memberikan materi guru menguji siswanya  dengan cara memberikan suatu test untuk mengevaluasi hasil belajar. Pada model konvensional biasanya menghasilkan hasil evaluasi berupa nilai  mulai dari yang rendah sampai yang tinggi. Walaupun hasil nilainya tinggi tetapi  penilaian tersebut belum dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan sebuah masalah dan memahami konsep berdasarkan hasil penemuan.
Seiring berjalannya waktu peran guru sebagi fasilitator namun pada tingkat SMP tidak sepenuhnya peran hanya sebagi fasilitator guru juga masih berperan sebagi pendidil, pembimbing pengajar. Dengan peran guru sebagai fasilitator maka siswa dituntut ber sikap aktif dalam proses pembelajran. Salah satu contoh model pembelajaran yang menuntut siswa bersikap aktif yitu model pembelajaran inkuiri.
2.1.2. Literasi Sains Siswa
Pada proses belajar mengajar di tingkat sekolang menengah pertama (SMP) masih banyak guru yang belum mengaitkan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya berdasarkan konsep-konsep yang dipelajari pada mata pelajaran IPA. Biasanya guru pada saat proses belajar mengajar hanya terfokuskan pada materi yang telah di tetapkan .

2.1.3. Penilaian Hanya Aspek Kognitif
Disini guru hanya menilai dari aspe kognitifnya saja padahal guru juga harus dapat menilai dari aspek afektif dan pisikomotor juga. Walaupun sudah ada yang menilai dari aspek afektif dan pisikomotornya namun belum optimal. Penilaian kognitif dilihat dari nilai hasi tes yang di berikan oleh guru kepada siswasedangkan penilaian pada aspek afektif mencangkup penilaian tingkah laku dari siswa pada saat proses belajar kemudian aspek pisikomotor mencangkup ketrampilan atau skill yang di miliki seseorang siswa. Kebanyakan guru masih banyak yang belum bisam memberikan penilaian berdasarkan tiga aspek tadi yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek pisikomotor.
2.2. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa agar dapat merumuskan penemaun sendiri berdasarkan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis logis dan kriti.
2.3. Tujuan Dari Pembelajaran Inkuiri
Tujuan model  pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
Siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggu- nakan konsep-konsep sains yang telah mereka pelajari
siswa mampu mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah
siswa harus mempunyai sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah.
2.4. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Inkuiri
2.4.1. Kelebihan Metode Inkuiri
Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
Dapat membangkitkan motivasi siswa
Dapat melatih siswa menjadi pribadi yang mandiri
Dapat meningkatakan kepercayaan diri siswa karena siswa telah berhasil menemukan sesuatu sendiri
2.4.2. Kelemahan Metode Inkuiri
Memerlukan banyak waktu untuk dapat menggunakan pembelajaran inkuri
Tidak semua siswa dapat melakuakn model pembelajaraan inkuiri
Model pembelajaran inkuiri hanya dapat di terapkan pada topik materi tertentU



BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
 Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pencapain tingkat kompetensi dasar pada mata pembelajaran IPA  sekolah menengah pertama dibagi menjadi tiga yaitu model pembelajaran yang di terapkan, literasi sains siswa , penilaian hanya aspek kognitif. kemudian pengertian model pembelajaran inkuiri adalah Model pembelajaran berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa agar dapat merumuskan penemaun sendiri berdasarkan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis logis dan kritis. Tujuan model  pembelajaran inkuiri adalah Siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari . siswa mampu mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah, siswa harus mempunyai sikap ilmiah dalam memecahkan masalah. kelebihan metode inkuiri, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, dapat membangkitkan motivasi siswa,dapat melatih siswa menjadi pribadi yang mandiri,dapat meningkatakan kepercayaan diri siswa. Kelemahan Metode Inkuiri yaitu memerlukan banyak waktu pembelajaran inkuri, tidak semua siswa dapat melakuakn model pembelajaraan inkuiri,dapat di terapkan pada topik materi tertentu.

3.1. Saran
Guru harus dapat memilihan model pembelajarn yang tepat agar dapat meningkatkan pencapain kompetensi dasar




DAFTAR PUSTAKA
Fatkhurrohman, M. A. (2016). EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INTEGRASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN PETA KONSEP. PANCASAKTI SCIENCE EDUCATION JOURNAL, 1(1).
Kurniawan, A. D. (2013). Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembuatan Media Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1).
Dewi, N. L., Dantes, N., & Sadia, I. W. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1).
Anggareni, N. W., Ristiati, N. P., & Widiyanti, N. L. P. M. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA, 3(1).
Rusnayati, H., & Prima, E. C. (2011). Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan penguasaan konsep elastisitas pada siswa sma. In Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA.
Kholifudin, M. Y. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng dan DIY.
Agustanti, T. H. (2012). Implementasi Metode inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1).
Sofiani, E. (2011). Pengaruh model inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep listrik dinamis.
Assriyanto, K. E., Sukardjo, J. S., & Saputro, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau dari Kreativitas Siswa pada Materi Larutan Penyangga di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(3), 89-97.
Purwanto, A. (2012). Kemampuan berpikir logis siswa SMA Negeri 8 kota Bengkulu dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran fisika. EXACTA, 10(2), 133-135.

https://www.google.co.id/search?q=METODE+PEMBELAJARAN+INKUIRI&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj874yUsf7TAhWEtI8KHa_7C6IQ_AUICygC&biw=1366&bih=662#imgrc=8K-60_zzWKbvKM:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGAMATAN ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN

LAPORAN HASIL WAWANCARA TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SMP 02 WARUREJA