LAPORAN HASIL WAWANCARA TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SMP 02 WARUREJA

 LAPORAN HASIL WAWANCARA TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SMP 02 WARUREJA




UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TEGAL
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah kurikulum dan pembelajaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran kurikulum 2013 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah menengah pertama (SMP). maka saya melakukan wawancara kepada guru yang mengampu mata pelajaran IPA di SMP 02 Warurejo.
Saat ini proses pendidikan di indonesia menggunakan kurikulum yang baru, yaitu kutikulum 2013. Sebelum menggunakan Kurikulum 2013 indonesia menggunakan kurikulum 2006 atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Waloupun sudah sekitar 5 tahun di terapkan, tetapi proses penerapan kurikulum 2013 dilapangan sampai sekarang masih banyak kendala.
Maka dari itu, saya sebagai calon guru IPA melakukan wawancara kepada guru yang mengampu mata pelajaran ipa di sekolah yang yang sudah menerapkan kurikulum 2013 agar saya lebih mengetahui proses dan kendala yang dialami pada saat pembelajaran menggunakan kurimulum 2013 terutamanya dalam fasilitas penunjang pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPA di SMP 02 Warurejo?
Apakah terdapat kendala dalam fasilitas penunjang pembelajaran kurikulum 2013 pada mata peajaran IPA di SMP 02 Warurejo?

1.3. Tujuan
Mengetahui  proses pembelajaran kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPA di SMP 02 Warurejo.
Mengetahui kendala dalam fasilitas penunjang pembelajaran kurikulum 2013 pada mata peajaran IPA di SMP 02 Warurejo.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP 02 Warurejo
Pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP 02 Warurejo saat proses pembelajarn didalam kelas siswa dituntut lebih aktif, guru hanya sebagagai fasilitator penunjang dalam pembelajaran. Misalnya pada saat materi biologi biasanya guru menggunakan metode GI(group infestigasion), dimana setiap siswanya disuruh belajar di lingkungan sekitar sekolah misalnya kebun. Nantinya siswa di suruh mengamati tumbuhan yang ada di kebun selanjutnya dipresentasikan perklompok dan nanti di simpulkan bersama tersebut yang menyebabkan siswa lebih aktif. Namuan saat metode GI di terapkan sekolahan tersebut malah membuat siswanya tidak faham karena minat belajar di SMP 02Warureja yang notabennya merupakan daerah pedesaan sangat rendah sehingga jika menggunakan metode gi paling satu kelompok hanya satu orang yang mengerjakan yang lain hanya bercanda, bermain. Ini merupakan salah satu kendalan dalam penerapan metode pembelajran kurikulum 2013. Kemudian dalam penerapan di lapanagn materi yang harus di ajarkan sangat banyak tetapi dalam sekali pembelajar juga memakan waktu yang sangat banyak sehingga tidak cukup jika di terapkan seluruhnyaa menggunakan metode kurikulum 2013.
Kemudian proses penilain dalam kurikulum 2013 lebih detail dari mulai penilaian tentang pengetahuan, keterampilan selanjutnya ketrampilan dibagi menjadi dua yaitu ketrampilan proyek dan ketrampilan biasa, kemudian penilaian tugas dan masih banyak lagi. Selanjutnaya bayanyak sekali guru yang mengeluh  pada saat proses pengisian nilai dirapot, karena terlalu detail aspek penilaiannya sehingga memakan waktu yang sangant lama. Satu anak mendapatkan rapot bisa sampai 11 halaman.

2.2. Kendala Dalam Fasilitas Penunjang Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Mata Peajaran IPA Di SMP 02 Warurejo
Dalam kurikulum 2013 fasilitas penunjang pembelajaran sangat penting. Seperti harus tersedianya proyektor yang tercukupi di sekolahan tersebut. Kemudaian guru dan siswa dituntut untuk dapat menguasai teknologi sehingga didalam sekolah harus terdapat alat penunjang pembelajaran berbasis teknologi  seperti menggunakan laptop, ketersediaan jaringan internet di sekolahan tersebut dan sebagainya.
Fasilitas penunjang pembelajarn di SMP 02 Warurejo bisa dibilang kurang memadai karena dalam satu sekolah hanya terdapat tiga proyektor yaitu di laboratorium, di masjid dan satu proyektor jinjing, sedangkan kelas dan gurunya sangat banyak. Padahal proyektor merupakan fasilitas penunjang yang utama dalam penerapan kurikulum 2013. Karena keterbatasan proyektor tersebut maka pembelajaran di SMP 02 Warurejo kurang maksimal. Kemudian di sekolah tersebut belum tersedia jaringan internet, kemudian hampir semua siswa tidak membawa laptop jadi jika ada materi tambahan dari sumber internet maka guru menugaskan siswanya untuk tugas dirumah mencari sumber materi tersebut yang nantinya di kumpulkan.
Dalam proses pembelajaran mata pembelajara IPA sudah lumayan bagus karena sudah tersedia ruang laboratorium IPA yang alat-alatnya lengkap. Sehingga sangan menunjang pembelajaran IPA khususnya saat akan menerapkan metode praktiku. Namun di sekolah tersebut terdapat 5 pengajar mata pelajaran IPA. Sehingga penggunaan laboratorium tersebut dijadwal. Terkadang untuk menyiasatinya ada guru yang menggunakan metode demonstrasi dengan membawa alat peraga yang ada di dalam laboratorium ke dalam kelas. Selanjutnya proses pembelajaran didalam kelas sudah baik tetapi kurang menerapkan pembelajaran berbasis teknologi karena terkendala fasilitas penujang yang ada disekolahan tersebut seperti kurangnya ketersediaan proyektor.
Jika fasilitas  pembelajaran lebih lengkap, pasti proses pembelajaran akan lebih efektif. Misalnya jika setiap kelas di sediakan proyektor dan sound e siswa bisa melihat video, gambar yang membuat siswa lebih dapat memahami suatu materi dan pastinya siswa akan lebih antusias untuk belajar.












BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP 02 Warurejo saat proses pembelajarn didalam kelas siswa dituntut lebih aktif, guru hanya sebagagai fasilitator penunjang dalam pembelajaran. Misalnya pada saat materi biologi biasanya guru menggunakan metode GI(group infestigasion). Namuan saat metode GI di terapkan di sekolahan tersebut malah membuat siswanya tidak faham. karena minat belajar di SMP 02Warureja yang notabennya merupakan daerah pedesaan sangat rendah. Sehingga jika menggunakan metode GI paling satu kelompok hanya satu orang yang mengerjakan yang lain hanya bercanda, bermain. Kemudian proses penilain dalam kurikulum 2013 lebih detail dari mulai penilaian tentang pengetahuan, keterampilan selanjutnya ketrampilan dibagi menjadi dua yaitu ketrampilan proyek dan ketrampilan biasa, kemudian penilaian tugas dan masih banyak lagi. Selanjutnya Fasilitas penunjang pembelajarn di SMP 02 Warurejo bisa dibilang kurang memadai karena dalam satu sekolah hanya terdapat tiga proyektor, tidak ada jaringan internet dan belum maksimalnya penerapan proses pembelajarn berbasis teknologi. Dalam proses pembelajaran mata pembelajara IPA sudah lumayan bagus karena sudah tersedia ruang laboratorium IPA yang alat-alatnya lengkap. Jika fasilitas  pembelajaran di SMP 02 Warurejo lebih lengkap, pasti proses pembelajaran akan lebih efektif dan maksimal
3.2. Saran
Penerapan kurikulum 2013 di SMP 02 Warurejo akan lebih maksimal jika fasilitas penujang pembelajarn dilengkapi kemudian sekolah harus bisa membuat minat belajar siswa meningkat agar lebih mudah dalam menerima materi pembelajaran.







LAMPIRAN I
1.1. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajarn yang ada disekolahan ini dengan fasilitas yang sudah tersedia?
2. Apakah fasilitas penunjang pembelajarn kurikulum 2013 di SMP 02 Warurejo sudah lengkap?
3. Apakah dalam menerapkan kurikulum 2013 terdapat kendala pada fasilitas penungjang pembelajaran?
4. Apakah dalam proses pembelajarn mata pelajara IPA sudah menerapkan pembelajaran berbasis teknologi?
5. Jika proses pembelajaran didalam kelas menggunakan fasilitas penunjang pembelajaran akan lebih efektif?




















LAMPIRAN II
2.1. Biodata Narasumber
Nama : Hastuti Purwaeti, S.Pd.
Alamat : Desa Kertasari Rt/Rw 04/02 Kecamatan Surodadi Kabupaten Tegal
Riwayat pendidikan : SD N Kertasari 02
SMP N Warureja
SMA N 2 Kodya Tegal
Universitas Negri Semarang prodi pendidikan fisika















Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGAMATAN ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN

artikel penerapan model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPA